
CIBIRU WETAN,(GM)- Buntut banjir bandang yang menimpa Desa Cibiru Wetan, Kec. Cileunyi, Kab. Bandung hingga merobohkan 2 rumah, 16 rumah rusak berat, dan 21 rumah rusak ringan, Kamis (27/11), warga yang berada di lokasi bencana khawatir akan terjadi banjir susulan.
 Kekhawatiran warga tersebut cukup wajar. Sebab selain musim hujan masih akan terus berlangsung, bahkan puncaknya menurut BMG diperkirakan pada akhir Desember 2008 hingga pertengahan Januari 2009, kondisi di lapangan pun masih rawan terjadi banjir susulan.
Keterangan yang dihimpun "GM", Jumat (28/11), banyak warga yang merasa waswas akan kemungkinan terjadinya banjir susulan, akibat gundulnya hutan di kaki Gunung Manglayang, serta dangkal dan kecilnya aliran sungai yang menjadi tumpuan air saat hujan turun.
Menurut Popon (45), warga RT 02/RW 01 Desa Cibiru Wetan, sampai kemarin masih banyak warga yang trauma, menyusul terjadinya banjir bandang tersebut. Terlebih datangnya air sangat tiba-tiba tak lama setelah hujan berhenti.
"Pakaian milik keluarga saya, semuanya hanyut terbawa banjir bandang. Kendati ada yang tersisa, seperti televisi dan radio, semuanya sudah rusak. Tak hanya itu, kita juga khawatir terjadinya banjir susulan," katanya.
Hal serupa dikatakan warga lainnya, seperti Ooh (56), Entin (32), dan Yoyok (32). Rata-rata mereka merasa khawatir terjadi banjir susulan, mengingat kawasan tempat tinggal mereka sangat rawan karena tidak banyak lagi tanaman keras yang berfungsi sebagai penyangga dan penampung air.
"Untuk sementara waktu, saya menumpang di rumah tetangga. Namun jika kondisi seperti ini terus berlangsung, saya merasa riskan juga. Saya berharap, pemerintah memperhatikan bencana yang menimpa kami. Kalau bisa, ada bantuan dari pemerintah untuk membangun kembali rumah kami yang telah hancur," harapnya.
Sebanyak 18 rumah yang rusak berat itu dihuni sekitar 75 jiwa. Mereka bisa saja kembali terancam banjir susulan, bila pemerintah tidak segera melakukan penanganan khusus terhadap banjir bandang yang melanda wilayah tersebut. Termasuk melakukan relokasi terhadap warga yang rumahnya terancam banjir bandang.
Warga yang rumahnya roboh, untuk sementara menumpang di rumah saudaranya. Sedangkan warga yang rumahnya rusak berat maupun ringan, masih mencoba bertahan dengan melakukan perbaikan semampunya. Mereka terlihat mulai membersihkan reruntuhan rumahnya yang ambruk.
Ratusan juta
Camat Cileunyi, Asep Rahmadi, S.I.P. ketika dihubungi "GM" semalam mengakui, untuk sementara belum ada rencana merelokasi warga ke daerah lain yang lebih aman. Namun pihaknya sejauh ini sudah melakukan sejumlah tindakan tanggap darurat.
"Kita sudah memberikan bantuan sembako dan pakaian kepada warga yang terkena musibah banjir bandang. Pemerintah juga secepatnya akan melakukan normalisasi sungai, yang melewati Desa Cibiru Wetan maupun sungai-sungai lainnya yang dianggap rawan," katanya.
Mengenai kerugian yang dialami warga akibat musibah tersebut, Asep memperkirakannya mencapai Rp 590 juta. "Kerugian akibat banjir bandang, selain disebabkan ambruknya beberapa rumah, juga hilangnya berbagai peralatan rumah tangga. Begitu cepat dan besarnya banjir bandang, mengakibatkan pemilik rumah tidak bisa menyelamatkan barang-barang miliknya. Hampir semua barang milik warga, hanyut terbawa air yang sangat deras," ujarnya.
Pernyataan Camat Cileunyi ini diperkuat Kepala Desa Cibiru Wetan, Jajat, S.E. Menurut Jajat, untuk menanggulangi bencana saat ini pihaknya lebih memfokuskan untuk melakukan langkah-langkah emergency, baik penanganan lokasi sumber bencana maupun penanganan korban bencana.
"Untuk menangani Sungai Jadaria yang berlokasi di Desa Cibiru Wetan, kita berupaya menutup sementara tanggul yang jebol dengan karung-karung yang diisi tanah. Sedangkan untuk penanganan korban, selain membantu menempatkan korban di tempat yang aman, yaitu di rumah tetangga terdekat, kita juga memberikan bantuan sembako," katanya.
Ia pun berharap agar saluran air di wilayahnya segera diperbaiki secara permanen. "Bagaimana pun, sistem drainase yang baik sangat efektif untuk mencegah banjir," ungkapnya.
Secara terpisah, Kapolsek Cileunyi, AKP Asep Saefudin, S.H. mengatakan, untuk menjamin keamanan di lokasi bencana, pihaknya menerjunkan 15 personel. Mereka berada di lokasi bencana sejak Kamis (27/11).
"Korban banjir bandang terparah menimpa Desa Cibiru Wetan. Untuk itu, sebagian besar personel diterjunkan di lokasi tersebut. Selain itu, polisi juga memantau lokasi lain, seperti Kompleks Permata Biru, Posindo, Bumi Orange, Bumi Harapan, dan asrama polisi," ujarnya.
www.klik-galamedia.com
|
Post a Comment
tanx for coment